Selamat Datang Di Blog Saya

Minggu, 30 April 2017

YANG HARUS KALIAN TAHU SAAT MELAKUKAN PEMASANGAN NGT



CHECKLIST
PEMASANGAN NGT

LANGKAH-LANGKAH
1.      Memberi salam kepada pasien dan keluarga dengan sopan dan ramah
2.      Memperkenalkan diri dan jaga privasi
3.      Menjelaskan maksud dan tujuan serta prosedur pelaksanaan
4.      Mempersiapkan alat:
a.       Selang NGT no. 14/16 (untuk anak-anak lebih kecil ukurunnya)
b.      Jelly
c.       Spatel lidah
d.      Handscoon steril
e.       Penlight/senter
f.       Spuit 10 cc/ sesuai kebutuhan
g.      Plester
h.      Stetoskop
i.        Handuk pengalas
j.        Tissue
k.      Bengkok
l.        Pinset anatomis
m.    Gunting
n.      Klem
o.      Kassa steril
p.      Air dalam kom kecil
q.      Segelas air putih
r.        Makanan dalam bentuk cair
5.      Mendekatkan alat ke dekat pasien
6.      Membantu pasien dengan posisi fowler/ semi fowler
7.      Mencuci tangan dengan teknik 6 langkah dan mengeringkan dengan handuk pribadi
8.      Periksa kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui satu lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, bersihkan mucus dan sekresi dari lubang hidung dengan kassa/lidi kapas. Periksa adakah infeksi
9.      Memasang handuk diatas dada pasien
10.  Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instrument steril
11.  Memakai sarung tangan
12.  Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara:
a.       Metode tradisional yaitu mengukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga dank e prosesus xipoideus di sternum
b.      Metode hanson yaitu mula-mula ditandiai 50 cm pada tube lalu lakukan pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukan adalah pertengahan antara 50 cm dengan tanda tradisoanal
13.  Beri tanda pada selang yang telah diukur dengan plaster
14.  Beri jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm dari ujung selang tersebut (secra langsung atau dengan kassa steril)
15.  Meminta pasien untuk rileks dan bernafas normal. Masukkan selang perlahan sepanjang 5-10 cm dengan pinset. M,eminta pasien untuk menundukkan kepala (fleksi) sambil menelan)
16.  Masukkan selang sampai batas yang ditandai
17.  Jangan masukkan selang secara paksa apabila ada tahanan
a.       Jika pasien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu ulangi lagi. Anjurkan pasien untuk Tarik nafas dalam
b.      Jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan masukkan ke hidung yang lain kemudian masukkan secara perlahan
c.       Jika pasien terlihat akan muntah, menarik tube dan menginspeksi tenggorokan lalu melanjutkan memasukkan secara bertahap
18.  Mengecek kepatenan:
a.       Masukkan ujung pipa sampai dengan terendam dalam mangkok berisi air, klem dibuka jika ternyata sonde masuk dalam lambung maka ditandai dengan tidak adanya gelembung udara yang keluar
b.      Masukkan udara dengan spuit 2-3 cc kedalam lambung dambil mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi kemudian udara dikeluarkan kembali dengan menarik spuit
19.  Pasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa masuk lambung
20.  Berikan ait putih 10 cc, klem ujung selang NGT dan masukkan ke tempatnya
21.  Memfiksasi selang pada hidung dengan plester
22.  Merapikan dan mengatur posisi pasien agar nyaman
23.  Membereskan peralatan kembali dan mendekontaminasikan alat kedalam larutan klorin 0,5%, serta membuang sampah basah dan kering
24.  Melepaskan sarung tangan secara terbalik ke dalam larutan klorin 0,5%
25.  Mencuci tangan dengan teknik 6 langkah dan mengeringkan dengan handuk pribadi
26.  Memberitahukan pasien bahwa tidnakan telah selesai dilakukan

Sabtu, 29 April 2017

Pemeriksaan Laboratorium ~ PENGAMBILAN SPESIMEN/SAMPEL DARAH VENA



PENGAMBILAN SPESIMEN/SAMPEL DARAH VENA

      Pengambilan sampel darah (phlebotomy) yaitu proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium, ada 3 macam cara, yaitu:
1.      Tusukan vena (venipuncture)
2.      Tusukan kulit (skinpuncture), dan
3.      Tususkan arteri atau nadi
Daerah pengambilan darah vena

      Contoh pengambilan darah vena (venipuncture) umumnya diambil dari vena median cubital, vena chepalica, atau vena basilica. Pengambilan darah pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri bracialis dan saraf median. Jika vena diatas ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dllakukan di vena daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan jarum yang lebih kecil dan sangat hati-hati.
Namun adabeberapa lokasi yang tidak diperbolehkan diambil drah, yaitu:
1.      Lengan pada sisi mastectomy (pasca operasi pengangkatan payudara)
2.      Daerah edema (bengkak)
3.      Hematoma
4.      Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
5.      Daerah yang terdapat luka atau bekas luka
6.      Daerah yang telah trerpasang infus
Hematoma
      Pengambilan darah vena dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Cara pengambilan darah vena (a. Syring, b. Vacutainer)

      Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) harus memperhatikan ukuran jarum. (ukuran jarum: 16G, 18G, 20G, 21G, 22G, 23G, 24G, dan 25G)
Vacutainer merupakan jenis tabung berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung diletakan pada jarum, darah akan mengalir masuk kedalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
      Pembendungan pembuuh darah vena dengan torniquet dilakukan agar pembuluh darah pembuluh darah tampak jelas dan dengan mudah dapat disuntik sehingga didapatkan dampael darah.
Jarum syring dan vacutainer

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah:
1.      Jarum yang digunakan hanya sekali pakai
2.    Konsep sterilitas harus benar-benar diterapkan. Dengan menggunakan Betadine / Povidone Iodium 10% dan alkohol 70%
3.      Pemasangan torniquet
·        Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi
·         Melepas torniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
4.  Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masuknya udara kedalam kedalam tabung dan merusak sel darah merah
5.      Penusukan
·     Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Disamping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma
·     Penusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma
6.     Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.

Menampung Darah Dalam Tabung
Beberapa jenis tabung sampel darah yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a.   Tabung tutup merah. Tabungini tanpa penambahan zat additive. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah
b.   Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada dibawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
c.    Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan bearada dibagian atas gel dan sel darah berada dibawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah
d.   Tabung tutup ungu atau lavender . tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
e. Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APPT)

Volume darah yang diambil:
1.      10-20 ml Dewasa
2.      1-5 ml anak-anak
3.      1-3 ml Bayi
Cara pengiriman darah:
1.      Pengiriman: <2 jam pada suhu ruang
2.      Bila tidak memungkinkan, teruskan dengan media transport.
Tabung penyimpanan

Antikoagulasi Yang Dapat Digunakan:
1.      EDTA
Tiap 1 mg EDTA menghindarkan membekunya 1 ml darah. Bila dipakai 2 mg per ml darah maka nilai hematokrit menjadi lebih rendah. EDTA sering dipakai dalam bentuk larutan 10%. Bisa juga menggunakan EDTA kering. Bila digunakan EDTA kering botol berisi specimen darah perlu digoncangkan 1-2 menit karena EDTA kering lambat melarut.
2.      Heparin
Tiap 1 mg heparin menjaga membekunya 10 ml darah. Jarang dipakai karena mahal
3.      Natriumstrat dalam larutan 3,8%
4.      Campuran omoniumoxalat dan kaliumoxalat.

      Pemeriksaan dengan menggunakan darah EDTA sebaiknya dilakukan segera, hanya kalau perlu boleh disimpan dalam almari es 4oC