PEMERIKSAAN LABORATORIUM
I.
TUJUAN
PRAKTIKUM
1.
Memahami
tahap pelaksanaan pemeriksaan deteksi dini kehamilan dengan hormon HCG
(pp-test)
2.
Memahami
tahap pelaksanaan pemeriksaan Hb pada ibu hamil
3.
Memahami
tahap pelaksanaan pemeriksaan protein urine pada ibu hamil
4.
Memahami
tahap pelaksanaan pemeriksaan urine reduksi pada ibu hamil
II.
KOMPETENSI
Pada
akhir pelaksanaan praktikum mahasiswa mampu untuk:
1.
Melaksanakan
pemeriksaan deteksi dini kehamilan dengan hormon HCG (pp-test)
2.
Melakukan
pemeriksaan Hb pada ibu hamil
3.
Melakukan
pemeriksaan protein urine pada ibu hamil
4.
Melakukan
pemeriksaan urine reduksi pada ibu hamil
III.
DASAR
TEORI
1.
Pemeriksaan
deteksi dini kehamilan dengan hormon HCG (pp-test)
Human
chorionic gonadotropin (HCG) merupakan hormon yang disintesis pada awal
terbentuknya plasenta, lebih tepatnya HCG disekresi oleh sinsitium
trofoblastik. HCG berfungsi untuk mempertahankan corpus luteum agar tetap
menghasilkan estrogen dan progesteron pada awal kehamilan. HCG terdeteksi dalam
darah dan urine wanita hamil pada hari ke 6 setelah fertilisasi. Keberadaan
hormon ini menjaadi parameter deteksi dini kehamilan pada seorang wanita. Kadar
HCG maksimum diseksresi tiap hari dalam tubuh antara 500.000-1.000.000 iu.
Kadar ini akan terus menurun menjadi 80.000-120.000 iu tiap hari dan akan
dipertahankan sampai kehamilan cukup bulan. Kadar HCG akan turun ketika
plasenta sudah dapat mensekresi hormon estrogen dan progesteron sendiri.
Deteksi
dini kehamilan dapat dilakukan dengan cara mudah, yaitu menggunakan alat
deteksi dini yang cara kerjanya dengan membaca kadar HCG dalam urine ibu hamil,
alat ini banyak dikenal dengan istilah tes-pack (home pregnancy test) atau
pp-test. Urine yang digunakan untuk melakukan test ini sebalikanya urine yang
pertama kali setelah bangun tidur, karena banyak mengandung HCG. Hal yang harus
diingat bahwa tes kehamilan dengan menggunakan pp-test belum dapat memastikan
bahwa seorang wanita telah hamil, sebalikanya tepat diikuti pemeriksaan lebih
lanjut, karena hasil pp-test sangat tergantung dengan waktu melakukan test atau
tidak.
2.
Pemerikasaan
Kadar Hb semasa Kehamilan
Zat
besi penting dikonsumsi selama masa kehamilan. Zat besi dibutuhkan untuk
mengikat oksigen, mengkompensasi meningkatnya volume darah, dan untuk
memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat. Kebutuhan terhadap
zat besi akan semakin meningkat pada setiap trimesternya. Seorang ibu dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan penambahan tablet Fe yang dikonsumsi ibu
selama masa kehamilannya dan memastikan bahwa ia mengkonsumsi makanan yang
seimbang serta kaya akan zat besi.
Kandungan
zat besi yang kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia yang ditandai
dengan kadar Hb yang rendah. Ibu hamil dengan anemia diantaranya jarak
kehamilan yang terlalu dekat, malaria, cacing tambang, infeksi, defiseinsi
besi. Untuk memenuhi kebutuhannya selama hamil ibu wajibkan mengonsumsi 90
tablet Fe diminum 1 x setiap hari.
Pemeriksaan
kadar Hb ibu hamil dilakukan 2 kali selama kehamilan, yaitu 1 kali pada TM I
dan 1 kali pada TM III. Apabila ditemukan tanda anemia pada pemeriksaan pertama
maka harus dipantau pada tiap TM-nya. Tanda anemia adalah kadar Hb < 11g%
pada TM I dan III atau < 10,5g% pada TM II. Ibu hamil TM I harus mendapatkan
terapi Fe khusus apabila diketahui 8-10g%, dan wajib transfusi apabila kadar Hb
< 8g% disertai dengan pemantauan yang ketat. Pemeriksaan kadar hemoglobin
dapat dilakukan dengan metode sahli dan kertas talquis. Anemia defisiensi besi
dibagi menjadi 3 yaitu :
a.
Anemia
ringan kadar Hb 9-10 g%
b.
Anemia
sedang kadar Hb 7-8 g%
c.
Anemia
berat Hb < 7 g%
3.
Pemeriksaan
protein urine semasa kehamilan
Munculnya
protein ureine dalam kehamilan merupakan tanda/gejala dari beberapa komplikasi
dalam kehamilan. Komplikasi tersebut berbahaya baik untuk ibu hamil maupun
untuk janin yang dikandungnya. Protein dalam urine ibu hamil dapat merupakan
tanda/gejala hipertensi dan pre-eklampsia. Kedua komplikasi ini menyebabkan
masalah dalam kehamilan maupun persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan
dan kematian ibu dan janinnya. Namun, dengan pemeriksaan protein urine yang
teratur dengan mengantisipasi komplikasi tersebut.
Pemeriksaan
protein urine adalah pemeriksaan protein urine menjadi keruh berarti ada
protein didalam urine. Standar kadar kekeruhan protein urine:
a.
Negatif
(-) : bila tidak ada kekeruhan sama sekali, protein urine negatif
b.
Positif
(+) : bila ada kekeruhan ringan tanpa
butir-butir (kadar protein kira-kira 0,01-0,05gr/dl)
c.
Positif
(++) atau +2 : bila kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir-butir dalam
kekeruhan (kadar protein kira-kira 0,05-0,2 gr/dl)
d.
Positif
(+++) atau +3 : bila urine jelas keruh dan kekeruhan tersebut berkeping-keping
(kadar protein kira-kira 0,2-0,5 gr/dl)
e.
Posisit
(++++) atau +4 : bila urine sangat keruh dan kekeruhan berkeping-keping atau
bergumpal-gumpal atau memadat (kadar protein kira > 0,5 gr/dl)
4.
Pemeriksaan
Protein Reduksi Semasa Kehamilan
Pemeriksaan
urine reduksi bertujuan untuk melihat adanya glukosa dalam urine. Urine normal
biasanya tidak mengandung glukosa. Adanya urine dalam glukosa merupakan tanda komplikasi
penyakit diabetes melitus. Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi tidak
hanya pada ibu tetapi juga pada janin, diantaranya adalah:
Pada
ibu:
a.
Pre-eklampsia
b.
Polihidramnion
c.
Infeksi
saluran kemih
d.
Persalinan
dengan SC
Pada
janin:
a.
Hiperglikemia
b.
Maksrosomia
c.
Hipoglikemia
d.
Hambatan
pertumbuhan janin
e.
Cacat
bawaan
f.
Hipoklesemia
dan hipomagnesia
g.
Hiperbilirubinemia
h.
Polisitemia
i.
Asfiksia
perinatal
j.
Sindrom
gagal nafas
Mengingat adanya bahaya
yang besar, maka bidan wajib mempelajari bagaimana prosedur pemeriksaan kadar
glukosaa.
Standar pemeriksaan
urine reduksi:
a.
Negatif
: larutan tetap berwarnabiru jernih/sedikit kehijauan/aga keruh
b.
Positif
1 : larutan hijau kekuningan dan keruh (glukosa 0,5-1 gr/dl)
c.
Pasitif
2 : larutan kuning keruh (glukosa 1-5 gr/dl)
d.
Positif
3 : larutan jingg/ warna lumpur keruh (glukosa 2-3,5 gr/dl)
e.
Psotif
4 : larutan merah keruh, kadar glukosa > 3,5 gr/dl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar