Selamat Datang Di Blog Saya

Jumat, 28 April 2017

Pemeriksaan Laboratorium yang Sangat Penting Dilakukan Pada Ibu Hamil




PEMERIKSAAN LABORATORIUM

I.         TUJUAN PRAKTIKUM
1.      Memahami tahap pelaksanaan pemeriksaan deteksi dini kehamilan dengan hormon HCG (pp-test)
2.      Memahami tahap pelaksanaan pemeriksaan Hb pada ibu hamil
3.      Memahami tahap pelaksanaan pemeriksaan protein urine pada ibu hamil
4.      Memahami tahap pelaksanaan pemeriksaan urine reduksi pada ibu hamil

II.      KOMPETENSI
Pada akhir pelaksanaan praktikum mahasiswa mampu untuk:
1.      Melaksanakan pemeriksaan deteksi dini kehamilan dengan hormon HCG (pp-test)
2.      Melakukan pemeriksaan Hb pada ibu hamil
3.      Melakukan pemeriksaan protein urine pada ibu hamil
4.      Melakukan pemeriksaan urine reduksi pada ibu hamil

III.   DASAR TEORI
1.      Pemeriksaan deteksi dini kehamilan dengan hormon HCG (pp-test)
Human chorionic gonadotropin (HCG) merupakan hormon yang disintesis pada awal terbentuknya plasenta, lebih tepatnya HCG disekresi oleh sinsitium trofoblastik. HCG berfungsi untuk mempertahankan corpus luteum agar tetap menghasilkan estrogen dan progesteron pada awal kehamilan. HCG terdeteksi dalam darah dan urine wanita hamil pada hari ke 6 setelah fertilisasi. Keberadaan hormon ini menjaadi parameter deteksi dini kehamilan pada seorang wanita. Kadar HCG maksimum diseksresi tiap hari dalam tubuh antara 500.000-1.000.000 iu. Kadar ini akan terus menurun menjadi 80.000-120.000 iu tiap hari dan akan dipertahankan sampai kehamilan cukup bulan. Kadar HCG akan turun ketika plasenta sudah dapat mensekresi hormon estrogen dan progesteron sendiri.
Deteksi dini kehamilan dapat dilakukan dengan cara mudah, yaitu menggunakan alat deteksi dini yang cara kerjanya dengan membaca kadar HCG dalam urine ibu hamil, alat ini banyak dikenal dengan istilah tes-pack (home pregnancy test) atau pp-test. Urine yang digunakan untuk melakukan test ini sebalikanya urine yang pertama kali setelah bangun tidur, karena banyak mengandung HCG. Hal yang harus diingat bahwa tes kehamilan dengan menggunakan pp-test belum dapat memastikan bahwa seorang wanita telah hamil, sebalikanya tepat diikuti pemeriksaan lebih lanjut, karena hasil pp-test sangat tergantung dengan waktu melakukan test atau tidak.

2.      Pemerikasaan Kadar Hb semasa Kehamilan
Zat besi penting dikonsumsi selama masa kehamilan. Zat besi dibutuhkan untuk mengikat oksigen, mengkompensasi meningkatnya volume darah, dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat. Kebutuhan terhadap zat besi akan semakin meningkat pada setiap trimesternya. Seorang ibu dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan penambahan tablet Fe yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya dan memastikan bahwa ia mengkonsumsi makanan yang seimbang serta kaya akan zat besi.
Kandungan zat besi yang kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia yang ditandai dengan kadar Hb yang rendah. Ibu hamil dengan anemia diantaranya jarak kehamilan yang terlalu dekat, malaria, cacing tambang, infeksi, defiseinsi besi. Untuk memenuhi kebutuhannya selama hamil ibu wajibkan mengonsumsi 90 tablet Fe diminum 1 x setiap hari.
Pemeriksaan kadar Hb ibu hamil dilakukan 2 kali selama kehamilan, yaitu 1 kali pada TM I dan 1 kali pada TM III. Apabila ditemukan tanda anemia pada pemeriksaan pertama maka harus dipantau pada tiap TM-nya. Tanda anemia adalah kadar Hb < 11g% pada TM I dan III atau < 10,5g% pada TM II. Ibu hamil TM I harus mendapatkan terapi Fe khusus apabila diketahui 8-10g%, dan wajib transfusi apabila kadar Hb < 8g% disertai dengan pemantauan yang ketat. Pemeriksaan kadar hemoglobin dapat dilakukan dengan metode sahli dan kertas talquis. Anemia defisiensi besi dibagi menjadi 3 yaitu :
a.       Anemia ringan kadar Hb 9-10 g%
b.      Anemia sedang kadar Hb 7-8 g%
c.       Anemia berat Hb < 7 g%

3.      Pemeriksaan protein urine semasa kehamilan
Munculnya protein ureine dalam kehamilan merupakan tanda/gejala dari beberapa komplikasi dalam kehamilan. Komplikasi tersebut berbahaya baik untuk ibu hamil maupun untuk janin yang dikandungnya. Protein dalam urine ibu hamil dapat merupakan tanda/gejala hipertensi dan pre-eklampsia. Kedua komplikasi ini menyebabkan masalah dalam kehamilan maupun persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan janinnya. Namun, dengan pemeriksaan protein urine yang teratur dengan mengantisipasi komplikasi tersebut.
Pemeriksaan protein urine adalah pemeriksaan protein urine menjadi keruh berarti ada protein didalam urine. Standar kadar kekeruhan protein urine:
a.       Negatif (-) : bila tidak ada kekeruhan sama sekali, protein urine negatif
b.      Positif (+) : bila ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir (kadar protein kira-kira 0,01-0,05gr/dl)
c.       Positif (++) atau +2 : bila kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir-butir dalam kekeruhan (kadar protein kira-kira 0,05-0,2 gr/dl)
d.      Positif (+++) atau +3 : bila urine jelas keruh dan kekeruhan tersebut berkeping-keping (kadar protein kira-kira 0,2-0,5 gr/dl)
e.       Posisit (++++) atau +4 : bila urine sangat keruh dan kekeruhan berkeping-keping atau bergumpal-gumpal atau memadat (kadar protein kira > 0,5 gr/dl)

4.      Pemeriksaan Protein Reduksi Semasa Kehamilan
Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat adanya glukosa dalam urine. Urine normal biasanya tidak mengandung glukosa. Adanya urine dalam glukosa merupakan tanda komplikasi penyakit diabetes melitus. Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi tidak hanya pada ibu tetapi juga pada janin, diantaranya adalah:
Pada ibu:
a.       Pre-eklampsia
b.      Polihidramnion
c.       Infeksi saluran kemih
d.      Persalinan dengan SC
Pada janin:
a.    Hiperglikemia
b.    Maksrosomia
c.    Hipoglikemia
d.   Hambatan pertumbuhan janin
e.    Cacat bawaan
f.     Hipoklesemia dan hipomagnesia
g.    Hiperbilirubinemia
h.    Polisitemia
i.      Asfiksia perinatal
j.      Sindrom gagal nafas

Mengingat adanya bahaya yang besar, maka bidan wajib mempelajari bagaimana prosedur pemeriksaan kadar glukosaa.
Standar pemeriksaan urine reduksi:
a.       Negatif : larutan tetap berwarnabiru jernih/sedikit kehijauan/aga keruh
b.      Positif 1 : larutan hijau kekuningan dan keruh (glukosa 0,5-1 gr/dl)
c.       Pasitif 2 : larutan kuning keruh (glukosa 1-5 gr/dl)
d.      Positif 3 : larutan jingg/ warna lumpur keruh (glukosa 2-3,5 gr/dl)
e.       Psotif 4 : larutan merah keruh, kadar glukosa > 3,5 gr/dl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar