Selamat Datang Di Blog Saya

Jumat, 14 April 2017

GANGGUAN PSIKOLOGI MASA NIFAS Dengan Studi Kasus Depresi Postparum



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat mengembalikan alat genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh hari.(Ilmui kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Manuaba, hal 195).
Masa nifas akan menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan pada organ reproduksi. Begitupun halnya dengan kondisi kejiwaan ( psikologis ) ibu, juga mengalami perubahan. Dari yang semula belum memiliki anak, kemudian lahirlah seorang bayi mungil nan lucu yang kini mendampingi ibu. Menjadi orangtua merupakan suatu krisis tersendiri dan ibu harus mampu melewati masa transisi. Secara psikologi, seorang ibu akan mengalami gejala – gejala psikiatrik setelah melahirkan.
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu:
1.      Perubahan fisik
2.      Involusi uterus dan pengeluaran lochia
3.      Laktasi/pengeluaran ASI
4.      Perubahan psiikis
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebit involusi

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari masa nifas ?
2.      Apa saja klasifikasi pada masa nifas ?
3.      Bagaimana perubahan psikologis pada masa nifas ?
4.      Apa gangguan psikologis masa nifas ?
5.      Sebutkan kunjungan pada masa nifas ?
6.      Bagaimana peran dan tanggungjawab bidan pada masa nifas?

C.    Tujuan
Agar kita mengetahui cara memberi asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan tepat dan benar sehingga tidak terjadi komplikasi, yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Masa Nifas (Postpartum)
Pengertian Ada beberapa pengertian masa nifas, diantaranya:
a.       Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya (JHPIEGO, 2002 dalam Wulandari, R, 2011).
b.      Masa nifas tidak kurang dari 10 dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi (Bennet dan Brown, 1999 dalam Wulandari, R, 2011).
Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Wulandari, R, 2011).

B.     Klasifikasi Postpartum Nifas
     Klasifikasi Postpartum Nifas dibagi dalam 3 periode (Wulandari, R, 2011)
1.      Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2.      Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu. 9 Universita Sumatera Utara
3.       Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan atau tahunan.

C.    Adaptasi Psikologis Postpartum
Ada 3 fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orangtua, yaitu fase taking in, fase taking hold, fase letting go (Lubis, 2010).
a.       Fase taking in
Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahan membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung.Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.Oleh karena itu kondisi ibu perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik.
 Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu adalah:
·         Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang bayinya misalnya jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis rambut dan lain-lain.
·         Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisk yang dialami ibu misalnya rasa mules karena rahim berkontraksi untuk kembali pada keadaan semula, payudara bengkak, nyeri luka jahitan.
·         Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya. Universita Sumatera Utara
·         Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayinya dan cenderung melihat tanpa membantu.

b.      Fase Taking Hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir atau ketidak mampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.Selain itu perasaannya sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati.Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena saat ini merasakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.

c.       Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.


D.    Jenis Gangguan Psikologis Ibu Postpartum
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental disorder (American Psychiatric Association, 2000) tentang petunjuk resmi untuk pengkajian dan diagnosis penyakit psikiater, bahwa gangguan yang dikenali selama postpartum adalah :
1.      Postpartum Blues
Fenomena pasca postpartum awal atau baby blues merupakan sekuel umum kelahiran bayi, terjadi hingga 70% wanita.Postpartum blues, maternity blues atau Universita Sumatera Utara baby blues merupakan gangguan mood/efek ringan sementara yang terjadi pada hari pertama sampai hari ke 10 setelah persalinan ditandai dengan tangisan singkat, perasaan kesepian atau ditolak, cemas, bingung, gelisah, letih, pelupa dan tidak dapat tidur (Pillitteri, 2003). Bobak (2005) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan postpartum blues adalah perubahan mood pada ibu postpartum yang terjadi setiap waktu setelah ibu melahirkan tetapi seringkali terjadi pada hari ketiga atau keempat postpartum dan memuncak antara hari kelima dan ke-14 postpartum yang ditandai dengan tangisan singkat, perasaan kesepian atau ditolak, cemas, bingung, gelisah, letih, pelupa dan tidak dapat tidur.
Ibu postpartum yang mengalami postpartum blues mempunyai gejala antara lain rasa marah, murung, cemas, kurang konsentrasi, mudah menangis (tearfulness), sedih (sadness), nafsu makan menurun (appetite), sulit tidur (Pillitari, 2003; Lyn dan Pierre, 2007 dalam Macmudah, 2010). Keadaan ini akan terjadi beberapa hari saja setelah melahirkan dan biasanya akan berangsur-angsur menghilang dalam beberapa hari dan masih dianggap sebagai suatu kondisi yang normal terkait dengan adaptasi psikologis postpartum. Apabila memiliki faktor predisposisi dan pemicu lainnya maka dapat berlanjut menjadi depresi postpartum.
2.      Depresi Postpartum
Gejala yang ditimbulkan antara lain kehilangan harapan (hopelessness), kesedihan, mudah menangis, tersinggung, mudah marah, menyalahkan diri sendiri, kehilangan energi, nafsu makan menurun (appetite), berat badan menurun, Universita Sumatera Utara insomnia, selalu dalam keadaan cemas, sulit berkonsentrasi, sakit kepala yang hebat, kehilangan minat untuk melakukan hubungan seksual dan ada ide untuk bunuh diri (Beck, 2001; Lynn dan Pierre, 2007 dalam Macmudah, 2010).

3.      Postpartum Psikosis
Mengalami depresi berat seperti gangguan yang dialami penderita depresi postpartum ditambah adanya gejala proses pikir (delusion, hallucinations and incoherence of association) yang dapat mengancam dan membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya sehingga sangat memerlukan pertolongan dari tenaga professional yaitu psikiater dan pemberian obat (Olds, 2000, Pilliteri, 2003, Lynn dan Pierre, 2007).

Tabel 2.1. Perbandingan Jenis Gangguan Postpartum Blues, Depresi Postpartum dan Postpartum Psikosis

Postpartum Blues
Depresi Postpartum
Psikosis
Insiden
60-80%
10-20%
3-5%

Gejala Labilitas mood, mudah menangis, nafsu makan menurun, gangguan tidur, biasanya terjadi dalam 2 minggu atau kurang dari minggu.

Cemas, rasa kehilangan, sedih, kehilangan harapan (hopelessness), menyalahkan diri sendiri, gangguan percaya diri, kehilangan tenaga, lemah, gangguan nafsu makan (appetite), BB menurun, insomnia, rasa khawatir yang berlebihan, perasaan bersalah dan ada ide bunuh diri.
Semua gejala yang ada di depresi postpartum, ditambah gejala: halusinasi, delusi dan agitasi.

Kejadian
1-10 hari setelah melahirkan
1-12 bulan setelah melahirkan
Umumnya terjadi pada bulan pertama setelah melahirkan
                       
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Postpartum Blues
Depresi Postpartum
Psikosis
Penyebab
Perubahan hormonal dan perubahan/adany a stressor dalam hidup
Ada riwayat depresi, respon hormonal, kurangnya dukungan sosial
.Ada riwayat penyakit mental, perubahan hormon, ada riwayat keluarga dengan penyakit bipolar.
Tindakan
Support dan empati
Konseling
Psychotherapy dan therapy obat


Tabel 2.2. Perbandingan Simptom Depresi Postpartum Berdasarkan Gejala Fisik, Emosional dan Perilaku
Symtom
Baby Blues
Depresi Postpartum
Psikosa
Fisik
Kurang tidur Hilang tenaga Hilang nafsu makan atau nafsu makan berlebih Merasa lelah setelah bangun tidur
Cepat lelah Gangguan tidur selera makan menurun Sakit kepala Sakit dada Jantung berdebar-debar Sesak napas Mual dan muntah
Menolak makan Tidak mampu menghentikan aktivitas Kebingungan akan kelebihan energi
Emosional
Cemas dan khawatir berlebih Bingung Mencemaskan kondisi fisik secara berlebihan Tidak percaya diri Sedih Perasaan diabaikan
Mudah tersinggung Perasaan sedih Hilang harapan Merasa tidak berdaya Mood swings Perasaan tidak adekuat sebagai ibu Hilang minat Pemikiran bunuh diri Ingin menyakiti diri sendiri dan orang lain (bayi, diri sendiri dan suami) Perasaan bersalah
Sangat bingung Hilang ingatan Halusinasi

Tabel 2.2 (Lanjutan)
Symtom
Baby Blues
Depresi Postpartum
Psikosa
Perilaku
Sering menangis Hiperaktif atau senang berlebihan Terlalu sensitif Perasaan mudah tersinggung Tidak peduli terhadap bayi
Panik Kurang mampu merawat diri sendiri Enggan melakukan aktivitas menyenangkan Motivasi menurun Enggan bersosialisasi Tidak perduli pada bayi Terlalu peduli terhadap perkembangan bayi Sulit mengendalikan perasaan Sulit mengambil keputusan
Curiga Tidak rasional

E.     PERBEDAAN DEPRESI DAN DEPRESI POSTPARTUM
2.1.     Depresi
Depresi adalah gangguan mood, mood menggambarkan emosi seseorang, serangkaian perasaan yang menggambarkan kenyamanan atau ketidaknyamanan emosi. Depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh, mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tak berdaya
2.2.     Gejala-Gejala Depresi
1.      Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi. Dapat dilihat dari segi fisik, segi psikis dan segi sosial. Gejala Fisik  :
a.       Gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur)
b.      Menurunnya tingkat aktivitas. Orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain.
c.       Menurunnya efisiensi kerja. Orang yang depresi akan sulit mengfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efisien dan tidak berguna.
d.      Menurunnya produktifitas kerja.
e.       Mudah merasa letih dan sakit.
2. Gejala Psikis
a.       Kehilangan rasa percaya diri.
b.      Sensitif
c.       Merasa diri tidak berguna
d.      Perasaan bersalah
e.       Perasaan terbebani
 3. Gejala Sosial

2.3.     Jenis-jenis Depresi
Menurut klasifikasi WHO, berdasarkan tingkat penyakitnya depresi dapat dibagi menjadi:
a.       Mild depresian/minor depression dan dysthymic disorder
Pada depresi ringan, mood yang rendah datang dan pergi dan penyakit datang setelah kejadian stressful yang spesifik. Individu akan merasa cemas dan juga tidak bersemangat. Perubahan gaya hidup biasanya dibutuhkan untuk mengurangi depresi jenis ini. Minor depression ditandai dengan adanya dua gejala pada depressive episode.


b.      Moderate depression
Pada depresi sedang mood yang rendah berlangsung terus dan individu mengalami simtom fisik juga walaupun berbeda-beda tiap individu. Perubahan gaya hidup saja tidak cukup dan bantuan diperlukan untuk mengatasinya.
c.       Severe depression/major depression Depresi berat
adalah penyakit yang tingkat depresinya parah. Individu akan mengalami gangguan dalam kemampuan untuk bekerja, tidur, makan dan menikmati hal yang menyenangkan dan penting untuk mendapatkan bantuan medis secepat mungkin. Major depression ditandai dengan adanya lima atau lebih simtom yang ditunjukkan dalam major depression episode dan berlangsung selama 2 minggu berturut-turut.



2.4.     Depresi Postpartum
Ø  Definisi
Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik (kehilangan kegembiraan/gairah) disertai dengan gejala-gejala lain, seperti gangguan tidur dan menurunnya selera makan (Wahyuni, 2010). Depresi postpartum adalah perasaan sedih akibat berkurangnya kebebasan bagi ibu, penurunan estetika dan perubahan tubuh, berkurangnya interaksi sosial dan kemandirian yang disertai dengan gejala sulit tidur, kurang nafsu makan, cemas, tidak berdaya, kehilangan kontrol, pikiran yang menakutkan mengenai kondisi bayi, kurang memerhatikan bentuk tubuhnya, tidak menyukai bayi dan takut menyentuh bayinya dimana hal ini terjadi selama 2 minggu berturut-turut dan menunjukkan perubahan dari keadaan sebelumnya (Lubis, 2010).
Jadi dapat disimpulkan bahwa depresi postpartum adalah salah satu bentuk depresi yang timbul setelah ibu melahirkan bayi dan berlangsung pada tahun pertama setelah kelahiran bayi.Hal ini disebabkan karena periode tersebut merupakan periode transmisi kehidupan yang baru yang cukup membuat stress, dimana ibu harus beradaptasi perubahan fisik dan psikologis dan sosial yang dialaminya karena melahirkan dan mulai merawat bayi. Namun tidak semua ibu mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stressor sehingga timbul keluhan-keluhan antara lain berupa stress, cemas dan depresi.

Ø  Determinan Depresi Postpartum
Menurut Kruckman dalam Soep (2008),terjadinya depresi postpartum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain 1) faktor biologis berupa perubahan kadar hormonal seperti estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam masa melahirkan atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu lambat; 2) faktor demografi yaitu umur perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu, umur yang tepat bagi seorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20-30 tahun; 3) faktor pengalaman, depresi postpartum lebih banyak ditemukan pada perempuan yang baru pertama kali melahirkan (primipara) bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan bayinya merupakan situasi yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat menimbulkan stress; 4) faktor pendidikan, perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak-anaknya; 5) faktor selama persalinan, hal ini mencakup lamanya persalinan serta intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi postpartum; 6) faktor dukungan sosial dari suami dan keluarga yang membantu pada saat kehamilan, persalinan, dan pascasalin, beban seorang ibu sedikit banyak berkurang.
Menurut Pilliterri dalam Regina (2001), faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya depresi postpartum yaitu: 1) kelelahan setelah melahirkan yang menyebabkan berubahnya pola tidur dan kurangnya istirahat menyebabkan ibu yang baru melahirkan belum kembali ke kondisi normal; 2) kegalauan dan kebingungan dengan kelahiran bayi yang baru, dan perasaan tidak percaya diri untuk dapat merawat bayinya yang baru sementara masih merasa bertanggung jawab dengan semua pekerjaan yang ada; 3) perasaan stress dari perubahan dalam pekerjaan maupun rutinitas dalam rumah tangga; 4) perasaan kehilangan akan identitas, akan kemampuan diri, akan figur tubuh sebelum kehamilan dan perasaan akan menjadi kurang menarik; 5) kurangnya waktu untuk diri sendiri sebagaimana yang dillakukan sebelum dan selama kehamilan dan harus tinggal di dalam rumah dalam jangka waktu yang lama.
Menurut Bownes (2003), yang mengutip pendapat Pillitteri faktor perubahan fisik yang dapat mempengaruhi keadaan psikologis ibu yaitu:
a.       Involusio Uterus
b.      Ekskresi Lochea
c.       Perubahan pada Vulva, Vagina dan Perineum
d.      Perubahan Sistem Endokrin Keadaan hormon plasenta menurun dengan cepat

2.5.     Diagnosis Depresi Postpartum
Gejala depresi seringkali timbul bersamaan dengan gejala kecemasan dengan keluhan seperti sukar tidur, merasa bersalah, kelelahan, sukar konsentrasi, hingga pikiran mau bunuh diri.Menurut Vandenburg (dalam Cunningham, dkk, 1995) menyatakan bahwa keluhan dan gejala depresi postpartum tidak berbeda dengan yang terdapat pada kelainan depresi lainnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Ling dan Duff (2001), bahwa gejala depresi postpartum yang dialami 60% wanita mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.       Mimpi buruk Karena mimpi-mimpi yang menakutkan, individu sering terbangun sehingga dapat mengakibatkan tidak dapat tidur kembali.
b.      Insomnia, biasanya timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia.
c.       Phobia, rasa takut yang irrasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh ibu, biarpun diketahuinya bahwa hal itu irrasional adanya.
d.      Kecemasan, ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagaian besar tidak diketahuinya.
e.       Meningkatnya sensitivitas. Periode pasca melahirkan meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri. Bayi harus diurus, ibu harus pulih kembali dari persalinan, ibu harus belajar bagaimana merawat bayi, ibu perlu belajar merasa puas atau bahagia terhadap dirinya sendiri sebagai seorang ibu. Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang lahir atau waktu tuntutan yang ekstensif akan meningkatkan sensitivitas ibu.
f.       Perubahan mood, depresi postpartum muncul dengan gejala sebagai berikut : kurang nafsu makan, sedih-murung, terganggu dengan perubahan fisik,sulit konsentrasi, melukai diri, menyalahkan diri, lemah dalam kehendak, tidak mempunyai harapan untuk masa depan, tidak mau berhubungan dengan orang lain. Disisi lain kadang ibu jengkel dan sulit untuk mencintai bayinya yang tidak mau tidur dan menangis terus serta mengotori kain yang baru diganti. Hal ini menimbulkan kecemasan dan perasaan bersalah pada diri ibu walau jarang ditemui ibu yang benar-benar memusuhi bayinya

2.6.     Penatalaksanaan Depresi Postpartum
Menurut Albin (dalam Soep, 2008), banyak perempuan tidak mau bercerita bahwa mereka menderita depresi postpartum, karena merasa malu, takut dan merasa bersalah karena merasa depresi disaat seharusnya merasa bahagia, dan takutdikatakan tidak layak untuk menjadi ibu, ada beberapa bantuan yang dapat dilakukan untuk mengatasi depresi tersebut antara lain :
1)      Banyak istirahat sebisanya, tidurlah selama bayi tidur.
2)      Hentikan membebani diri sendiri untuk melakukan semuanya sendiri. Kerjakan apa yang dapat dilakukan dan berhenti saat merasa lelah
3)      Mintalah bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan pemberian makan pada malam hari, mintalah pada suami untuk mengangkat bayi untuk disusui saat malam hari sehingga ibu dapat menyusui di tempat tidur tanpa harus banyak bergerak.
4)      Bicarakan dengan suami, keluarga, teman, mengenai perasaan yang dimiliki.
5)      Jangan sendirian dalam jangka waktu lama, pergilah keluar rumah untuk merubah suasana hati.
6)      Bicaralah dengan ibunda agar dapat saling bertukar pengalaman. Universita Sumatera Utara
7)      Ikuti group support untuk perempuan dengan depresi melalui edukasi.
8)      Jangan membuat perubahan hidup yang sangat drastis selama kehamilan seperti pindah pekerjaan, pindah rumah, memulai usaha baru, merenovasi atau membangun rumah.
Pencegahan terjadinya gangguan psikologis selama periode postpartum adalah dengan mengurangi faktor resiko terjadinya gangguan tersebut, yaitu (Anonim dalam Macmudah, 2008) :
1.      Pemberian dukungan dari pasangan, keluarga, lingkungan maupun professional selama kehamilan, persalinan dan pasca persalinan.
2.      Mengkaji riwayat adanya gangguan psikologis pada ibu hamil dan ibu postpartum, sehingga jika terjadi gejala dapat dikenali dengan segera.
3.      Mengkonsumsi makanan sehat, istirahat dan berolah raga minimal 15 menit setiap hari dan menjaga suasana hati tetap baik.
4.      Mencegah pengambilan keputusan yang berat selama hamil.
5.      Mempersiapkan diri secara mental terkait dengan perubahan fisik dan psikis kehamilan dan persalinan.
6.      Menyiapkan seseorang untuk membantu pekerjaan dirumah.
7.      Jika ada resiko mengalami gangguan psikologis, lakukan pengobatan profilaksis dan therapy psikologis selama kehamilan untuk mencegah dan menghilangkan gangguan.

Menurut Erikania (1999), yang harus dilakukan jika seseorang mengalami perasaan negatif dan kacau setelah melahirkan, yaitu :
·         tanamkan dalam pikiran sesuatu yang positif dari gejala-gejala yang dirasakan setelah melahirkan;
·         carilah waktu istirahat sebanyak mungkin, berhentilah memaksa diri sendiri melakukan segala sesuatuagar dapat tidur dengan nyenyak dan perhatikan asupan makanan;
·         jangan menghabiskan waktu sendirian sesekali luangkan waktu untuk berduaan saja dengan suami. Mencurahkan perasaan pada suami, keluarga sahabat akan membantu seseorang yang depresi mengeluarkan perasaan tertekan yang dialaminya;
·         kalau anda sering menangis tanpa sebab jangan memaksa untuk mencari jawabannya, manfaatkan air mata yang keluar untuk mengikis perasaan khawatir yang mengendap di dalam hati;
·         bila gejala-gejala depresi tersebut tidak hilang dalam waktu dua minggu, sebaiknya carilah bantuan tenaga profesional.

2.7.Landasan Teori
Landasan teori adalah teori Kohler dengan teori kognitifitas.Teori kognifitas mengatakan bahwa pembentukan perilaku manusia adalah respon kognitif terhadap stimulus, seperti pengamatan, pengetahuan, ide-ide, atau keyakinannya.Dalam pembentukan perilaku, manusia lebih banyak berperan aktif dalam mencapai tujuannya.Jadi manusia itu sendiri yang menentukan arah perilaku.Pembentukan perilaku adalah hasil respons dari stimulus-stimulus dari organisme yang bersangkutan.
(S)→ (R) → (B) → overet/coveret
 
Konsep pembentukan perilaku menurut teori Kohler :

Keterangan:
S →O-R
R = F (S, O)
R = Respon
F = function
S = stimulus
O = organisme

2.8.     Kerangka Konsep      
Variabel Independen                                                                           Variabel Dependen






 
Konsep Diri Negatif - Diri Fisik (Physical Self) - Diri Moral Etik (MoralEthical Self) - Diri Pribadi (Personal Self) - Diri Keluarga (Family Self) - Diri Sosial (Social Self)



Depresi Postpartum

 

 



                                       


                                    


BAB III
TINJAUAN KASUS


Seorang ibu Ny.A umur 31 tahun melahirkan anak ke tiga pada tanggal 7 Juli 2014 datang ke Klinik Mitra 2 minggu setelah melahirkan dengan keluhan sangat merasa sedih, tidak ingin melihat apalagi mendekati bayinya, karena lahir bayi perempuan, ibu tidak nafsu makan, merasa lelah yang berlebihan dan tidak bisa tidur. Hasil pemeriksaan fisik, TD: 110/70 mmHg, nadi: 90 x/menit, suhu: 36oC, pernafasan: 24 x/menit




ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A P3A0AH3 DENGAN POSTPARTUM
DI KLINIK MITRA GUNUNG KIDUL


      I.            PENGUMPULAN DATA DASAR
Pengkajian dilakukan pada hari jumat tanggal 21 Juli 2014 pukul 14.00 WIB

A.      Data Subyektif
1.    IDENTITAS/BIODATA
Nama pasien    : Ny. A                                                Nama Pasien   : Tn. B
Umur               : 31 tahun                                Umur               : 35 tahun
Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia                     Suku/bangsa    : Jawa/Indonesia
Agama             : Islam                                     Agama             : Islam
Pendidikan      : SMA                                     Pendidikan      : SMA
Pekerjaan         : IRT                                        Pekerjaan         : Swasta
Alamat             : Wonosari No. 14                   Alamat            : Wonosari No.14

2.    KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan 2 minggu yang lalu mengeluh sangat merasa sedih, tidak ingin melihat apalagi mendekati bayinya, karena lahir bayi perempuan, ibu tidak nafsu makan merasa lelah yang berlbihan dan tidak bisa tidur.






3.    RIWAYAT PERSALINAN
Anak lahir tanggal       : 7 Juli 2014 pukul 12.30 WIB
Jenis kelamin               : Perempuan
Jenis persalinan            : spontan
No
Keadaan
Uraian
Jumlah Perdarahan
Lamanya
1.
Kala I
Lamanya 5 jam
Blood slym
4 jam 45 menit
2.
Kala II
Pukul 12.30 WIB, persalinan spontan jenis kelamin perempuan, BB 3500 gram, PB 48 sm, apgar score 10 rupture perenium tidak ada
50 cc
15 menit
3.
Kala III
Plasenta lahir pukul 12.45 dengan manajemen aktif kala III, berat plasenta 500 gr, panjang tali pusat 20 cm, kotiledon dan fisik lengkap
150 cc
125 menit
4.
Kala IV
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TFU 2 jari dibawah pusat,  kontraksi baik, tidak ada nyeri tekan, TD : 120/70 mmHg, RR : 20 x/menit, suhu : 36, pols 80 x/menit
100 cc
2 jam



4.    RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kesehatan yang lalu
-       Klien tidak pernah menderita penyakit menular, misal : HIV /AIDS, Hepatitis B
-       Klien tidak pernah menderita penyakit menahun, misal : asma
-       Klien tidak pernah menderita penyakit menurun, misal : hipertensi, DM
-       Klien tidak mempunyai alergi terhadap makanan / minuman dan obat-obatan
-       Klien depresi setiap melahirkan

Riwayat kesehatan suami / keluarga
-            Klien tidak pernah menderita penyakit menular, misal : HIV /AIDS
-            Klien tidak pernah menderita penyakit menahun, misal : asma
-            Klien tidak pernah menderita penyakit menurun, misal : hipertensi, DM

Keadaan psikososial budaya
Suami klien mengatakan    istrinya terlihat murung , tampak sedih , tidak mau makan dan tidak mau menyusui anaknya sejak 4 hari yang selamat. Suami dan keluarga mendukung kelahiran bayinya. Hubungan ibu dan masyarakat baik

5.    POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
a.      Pola Nutrisi
Selama Hamil :
Ibu mengatakan makan 3 kali sehari, dengan porsi 1 piring nasi, ½ mangkuk sayur, lauk-pauk, tempe, tahu, kadang ikan/ayam. Ibu sering minum susu, nafsu makan ada, minum 6-8 gelas/hari
Selama Nifas :
Ibu mengatakan makan 2 kali sehari, dengan porsi ½ piring nasi, ¼ mangkuk sayur, lauk-pauk, tempe, tahu, kadang ikan/ayam. Ibu sering minum susu, nafsu makan ada, minum 6-8 gelas/hari



b.      Personal Hygiene
Selama Hamil
Ibu mengatakan Mandi 2 x sehari, ganti pakaian 2 x sehari, keramas 3 x sehari minggu.
Selama Nifas
Ibu mengatakan Mandi 1 x sehari, ganti pakaian 2 x sehari, keramas 1 x seminggu.

c.       Pola Istirahat dan Tidur
Selama Hamil       : Ibu mengatakan tidur 7-8 jam/ hari
Selama Nifas        : ibu mengatakan sulit tidur , tidur 4-5 jam/ hari

d.      Pola Aktivitas
Selama hamil
Ibu mengatakan bekerja dan beraktifitas seperti biasa dengan sendiri
Selama nifas
Ibu mengatakan masih perlu bantuan untuk berkatifitas
e.       Pola Eliminasi
Selama hamil
Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, BAK 6-8 kali sehari, jumlah banyak, warna jernih
Selama nifas
Ibu mengatakan BAB 2 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari, jumlah banyak, warna jernih

6.    Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan ibu sekarang adalah sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak perhatian pada bayinya dan penampilannya.


7.    Keadaan Psikologi
Ibu sedih tidak mau melihat atau merawat bayinya karena bayi lahir perempuan, ibu cemas takut suami dan keluarga tidak menyukai bayinya.

B.       Data Objektif
a.         Pemeriksaan Umun
1.    Keadaan Umum   : ibu tampak kusut dan lemah
2.    Kesadaran    : Composmentis
Tanda – Tanda Vital
TD                : 110/70 mmHg
Suhu             :  36 ºC
Nadi              : 90 x / Menit
Respirasi       : 24 x / Menit
b.        Pemeriksaan Fisik
1.      Rambut   : hitam, pendek, agak lepek
2.      Wajah      : tidak ada odema dan cloasma gravidarum
3.      Mata        : konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikhterik, tidak ada pembengkakan
4.    Hidung     : simetris, bersih, tidak ada peradangan, tidak ada polip, fungsi penciuman normal
5.      Mulut      : kurang bersih, terdapat stomatitis, tidak ada caries, pengecapan baik
6.      Telinga    : simetris kanan/kiri, keadaan bersih, pendengaran normal
7.      Leher       : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
8.      Dada       : simetris kanan/kiri, gerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi seirama, tidak terdengar ronchi, tidak terdengar wheezing, suara nafas baik, jantung tidak ada mur-mur
9.      Payudara : simetris kanan/lkiri, puting menonjol, tidak ada benjolan, keadaan kurang bersih, terjadi pembengkakan
10.  Abdomen            : TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, terdapat strie gravidarum
11.  Genetalia : genetalia kurang bersih, tidak ada luka heating, lochea alba, tidak ada odema dan hemoroid
12.  Ekstremitas :
Atas         : simetris kanan/kiri, tidak ada cacat, bebas digerakan, lengkap, kurang bersih, kuku jari tangan panjang-panjang dan kotor
Bawah     : simetris kanan/kiri, tidak ada cacat, bebas digerakan, lengkap, kurang bersih, kuku pada jari kaki panjang dan kotor, tidak ada varises dan odema


    II.            INTERPRESTASI DATA
A.    Diagnosa
Ibu P3A0AH3 postpartum 2 minggu dengan depresi postpartum
Dasar :
Ibu P3A0AH3 postpartum tanggal 21 Juli 2014 pukul 14.00 WIB
Ibu mengatakan sulit tidur, tidak nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak mau mendekati bayinya, tidak ada perhatian terhadap penampilannya dengan keadaan ibu yang kotor dan lemah.
B.     Masalah
1.      Gangguan pemenuhan nutrisi
Dasar :
a.       P3A0AH3 postpartum tanggal 21 Juli 2014 pukul 14.00 WIB
b.      Ibu tidak nafsu makan
c.       Ibu makan 2 kali sehari dengan porsi ½ piring nasi, ¼ mangkuk sayur dan lauk pauk
2.      Gangguan pola istirahat
Dasar :
a.       P3A0AH3 postpartum tanggal 21 Juli 2014 pukul 14.00 WIB
b.      Ibu mengatakan sulit tidur, tidur 4-5 jam sehari
c.       Ibu tidak pernah tidur siang


3.      Gangguan personal hygiene
Dasar :
a.       Ibu tidak pernah perhatian terhadap dirinya dengan keadaan tubuh yang kotor
b.      Ibu tidak mandi 1 kali seminggu
c.       Ibu keramas 1 kali seminggu
d.      Ibu tidak mau merawat diri
C.    Kebutuhan
1.      Informasi perawatan bayi sehari-hari
2.      Pemenuhan nutrisi ibu nifas
3.      Penyuluhan pesonal hygiene
4.      Penanganan depresi postpartum

 III.            IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
1.      Potensi Terjadi Depresi Berat
Dasar :
a.       Ibu sulit tidur
b.      Ibu merasa sedih
c.       Ibu tidak mau melihat apalagi mendekati bayinya
d.      Ibu tidak ada perhatian terhadap penampilan dirinya
2.      Potensial mastitis dan abses
Dasar :
a.       Keadaan payudara yang kotor
b.      Air susu yang tidak disusukan pada bayinya

IV.            IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA KONSULTASI DAN KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter atau psikiater untuk mendapat terapi



   V.             PERENCANAAN ASUHAN

1.      Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini

a.       Jelaskan pada ibu bahwa ibu menderita depresi postpartum yaitu depresi setelah melahirkan karena tidak menginginkan anak perempuan

b.      Libatkan keluarga unutk membantu ibu beristirahat, melakukan aktivitas dan melakukan interaksi dengan bayinya.

2.      Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital

a.       Memantau keadaan ibu apakah masih lemah dan kusut

b.      Memantau TD, nadi, suhu, dan pernafasan ibu

3.      Bantu ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dan personal hygiene

a.       Anjurkan ibu untuk makan 3 kali sehari dengan menu yang sehat dan bergizi

b.      Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dengan mandi sehari 2 kali, keramas 2 hari 1 kali, memotong kuku dan membersihkan payudara.

4.      Ajarkan tentang perawatan bayi

a.       Ajarkan cara memandikan bayi

b.      Ajarkan tentang cara perawatan tali pusat

c.       Ajarkan pada ibu tentang pemenuhan nutrisi yang baik untuk bayi

5.      Libatkan keluarga dan teman-teman terdekatnya untuk memberi dukungan dan semangat

6.      Jelaskan faktor-faktor yang memperberat depresi dan cara penanganannya

a.       Jelaskan hal-hal lain yang bisa menambah berat depresi

b.      Ajarkan ibu bagaimana cara penanganan depresi postpartum

7.      Kolaborasi dengan dokter atau psikiater

 

 VI.            IMPLEMENTASI ATAU PELAKSANAAN

1.      - Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini bahwa ibu menderita depresi postpartum, yaitu depresi setelah melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan hormonal, dukungan sosial, emotional relation ship (teman dekat) komunikasi dan kedekatan, struktur keluarga, antropologi, perkawinan, demografi, psikososial dan lingkungan.

-          Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami depresi karena tidak menghendaki lahirnya anak perempuan, oleh krena itu beri penjelasan pada ibu bahwa anak perempuan maupun laki-laki sama saja, karena sama-sama titipan tuhan.

2.      Mengobservasi keadaan ibu, yaitu TD, nadi, suhu, dan pernafasan ibu, melihat apakah ibu masih lemah

3.      Membantu ibu memenuhi kebutuhan nutrisi dan personal hygiene dengan cara menganjurkan ibu untuk makan 3 kali sehari dengan menu yang sehat dan begizi, ibu bisa makan nasi dengan lauk, seperti tempe, tahu, telor, ikan atau daging. Ibu anjurkan banyak makan buah untuk memulihkan keadaan.

4.      Menganjurkan ibu tentang perawatan bayi yang benar, mandi lap, dan mandi rendam. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat dengan kasa steril, kasa tidak boleh basah dengan alkohol atau betadin. Alkohol atau betadin hanya diolesi dengan contenbooth.

5.      Menganjurkan keluarga dan teman teman terdekat untuk membantu ibu menjalani interaksi dengan anaknya dengan cara menggendong bayinya dan menyusuinya.

6.      Menjelaskan pada ibu bahwa ada beberapa yang dapat memperberat depresi postpartum antara lain :

a.       Ketidakseimbangan hormon yang semakin meningkat

b.      Lingkungan keluarga yang tidak mendukung

c.       Semangat ibu untuk sembuh sendiri

Dan mengajarkan cara penangan depresi postpartum yaitu:

a.       Batasi pengunjung jika kehadiran mereka mengganggu istirahat

b.      Untuk sementara ini hindari konsumsi coklat atau gula berlebihan karena dapat memicu depresi

a.       Perbanyak mendengar musik favorit agar merasa rileks, disarankan musik-musik yang menenangkan

c.       Lakukan olahraga atau latihan-latihan ringan

d.      Sesekali berpergianlah agar tidak bosan

e.       Dukungan dari suami dan anggota keluarga lainnya sangat berpengaruh bagi keadaan psikis ibu.

 



VII.            EVALUASI

1.      Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini

2.      Keadaan umumibu lemah, kesadaran composmentis

3.      Tanda-tanda vital

TD             : 110/70 mmHg

Nadi          : 90 x/ menit

Suhu          : 36oC

RR             : 24 x/ menit

4.      Ibu mengerti hal-hal yang dijelaskan dan mau melakukan hal-hal yang dianjurkan oleg bidan

5.      Ibu mandi sore, tapi belum untuk mencuci rambutnya

6.      Ibu masih belum mau makan

 

 

CATATAN PERKEMBANGAN 28 hari setelah persalinan

Tanggal 18 Agustus 2014, pukul 16.00 WIB

S :

1.      Ibu mengatakan sudah nafsu makan

2.      Ibu mengatakan sudah mulai menyayangi bayinya dan mau marawatnya

3.      Ibu mengatakan sudah mulai memperhatikan diri dan pesonal hygiene

 

O :

1.      Keadaan umum ibu baik

2.      Tanda-tanda vital

TD             : 100/70 mmHg

Nadi          : 86 x/menit

Suhu          : 36,5oC

RR             : 20 x/menit

3.      Ibu makan selalu dihabiskan, ibu tampak bersih dan rapi, ibu sudah menyusui anaknya, eliminasi BAK 5-6 x/hari BAB 2 hari sekali, TFU sudah tidak teraba, pengeluaran pervaginam lochea alba, dan ASI sudah keluar

A :

1.      Depresi postpartum sudah berkurang

2.      Penyuluhan tentang ASI ekslusif

3.      Penyuluhan tentang KB

 

P :

1.      Latihan terapi dengan konseling bidan ke ibu, dan dengan tujuan ibu untuk berinteraksi dengan bayinya agar timbul rasa sayng

2.      Anjurkan ibu tetap menyusui anaknya

3.      Anjurkan ibu untuk tetap melaksanakan apa yang telah dianjurkan oleh bidan

4.      Anjurkan ibu untuk terap menjaga personal hygiene

5.      Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan bayi sehari-hari

6.      Jelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi yang dapt menjarangkan kehamilan

7.      Jelaskan keuntungan dan kerugian tiap-tiap alat kontrasepsi

8.      Anjurkan pada ibu untuk mendiskusikan kepada suami alat kontrasepsi apa yang akan dipilih.

 

 

 



BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan Kebidanan Pada Ny. A P3A0AH3 dengan postpartum  di Klinik Mitra Gunung Kidul.

A.    Pengkajian
Pada pengkajian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien pada NY.A Umur 31 tahun  P3A0AH3 dengan postpartum didapatkan hasil yaitu:
Data Subjektif
1.      Umur
a.         Menurut Tinjauan Teori
Umur dikatakan berpengaruh / memiliki resiko jika <20 tahun karena alat-alat reproduksi belum matang dan psikis yang belum siap dan >35 tahun rentan sekali terjadi komplikasi-komplikasi dalam kehamilan dan perdarahan dalam masa nifas, jadi usia reproduktif (subur) seorang wanita yang baik dalam siklus reproduksi berkisar dari usia 20-35 tahun

b.        Menurut Tinjauan Kasus
Pada tinjauan kasus didapatkan umur Ny. A 31 tahun.

c.         Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangan. Hal ini terlihat dari Ny.A yang berusia 31 tahun, usia Ny.A adalah usia reproduktif (subur) seorang wanita yang baik dalam siklus reproduksi, berkisar dari usia 20-35 tahun

2.      Keluhan  Utama
Suami pasien mengatakan sejak melahirkan anak ketiga pada tanggal 7 Juli 2014, 2 minggu postpartum istrinya terlihat sedih, tidak ingin melihat bayinya apalagi mendekati bayinya karena lahir bayi perempuan, ibu itdak nafsu makan, merasa lelah yang berlebihan dan tidak bisa tidur.
a.     Tinjauan teori :
Depresi berat post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan.
Gejala yang menonjol dalam depresi berat  post partum adalah trias depresi yaitu:
1.      Berkurangnya energy
2.      Penurunan efek
3.      Hilang minat (anhedonia)
Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi berat post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
1.      Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
2.      Kelelahan dan perubahan mood
3.      Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
4.      Tidak mau berhubungan dengan orang lain
5.      idak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
b.    Menurut Tinjauan Kasus
Pada tinjauan kasus didapatkan ibu  terlihat terlihat sedih, tidak ingin melihat bayinya apalagi mendekati bayinya karena lahir bayi perempuan, ibu itdak nafsu makan, merasa lelah yang berlebihan dan tidak bisa tidur.
c.     Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus diatas ibu didapatkan adanya kesenjangan. Hal ini dapat didilihat 2 minggu setelah melahirkan anak ketiga pada tanggal 7 Juli 2014 ibu terlihat sedih, tidak ingin melihat bayinya apalagi mendekati bayinya karena lahir bayi perempuan, ibu itdak nafsu makan, merasa lelah yang berlebihan dan tidak bisa tidur.

Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan hasil dari pelaksanaan, perencanaan, dan evaluasi, bahwa 28 hari setelah persalinan ibu mengatakan sudah nafsu makan, ibu mulai menyayangi bayinya dan mau merawatanya, ibu sudah mulai memperhatikan diri dan personal hygiene




BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
Ada 3 fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orangtua, yaitu
·         fase taking in,
·         fase taking hold,
·         fase letting go
Jenis Gangguan Psikologis Ibu Postpartumyaitu :Postpartum Blues, Depresi Postpartum, Postpasrtum Psikosis
Depresi
Depresi adalah gangguan mood, mood menggambarkan emosi seseorang, serangkaian perasaan yang menggambarkan kenyamanan atau ketidaknyamanan emosi. Depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh, mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tak berdaya
Depresi Postpartum
Depresi postpartum adalah salah satu bentuk depresi yang timbul setelah ibu melahirkan bayi dan berlangsung pada tahun pertama setelah kelahiran bayi
B. SARAN
1.      Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari.
2.      Bagi Petugas - petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya
dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan
health education dalam perawatan psien dengan depresi postoatum


Daftar Pustaka

3.      http://marsupilami13.blogspot.co.id/2013/04/askeb-depresi-post-partum_6311.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar