Selamat Datang Di Blog Saya

Jumat, 14 April 2017

Pemberian Obat Secara Epidural



PEMBERIAN OBAT SECARA EPIDURAL

Analgesia Epidural
      Kebanyakan unit konsultan persalinan menyediakan layanan epidural 24 jam yang diberikan oleh ahli anastesi obstetric yang terlatih. Pemasukan anestesi local kedalam ruang epidural di lumabl dapat memberikan efek analgesia (bebas dari nyeri) maupun anastesi (penurunan sensasi). Selain tidak merasakan nyeri kontraksi, ibu juga mengalami ketidakmampuan berkemih secara normal, dan merasakan dorongan untuk mengejan pada kala II persalinan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan dan penambahan interverfensi selama persalinan. Mengingat faktor- faktor tersebut, dilakukanlah modifikasi pemberian analgesic yang tidak mempengaruhi sensasi sepenuhnya, yaitu dengan mengombinasikan pemberian spinal-epidural (combined spinal epidural)/ CSE

A.    Pengertian Bius Epidural
      Bius epidural merupkan salah satu jenis pembiusan yang banyak digunakan untuk membantu meringankan nyeri pada proses persalinan. Epidural ini adalah suatu (analgesik) anestesi yang dapat mengurangi rasa sakit kontraksi klien. Bius ini disuntikkan melalui jarum berongga ke ruang di luar membran luar sumsum tulang belakang klien. Setelah dilakukan pembiusan, tabung plastik tipis dimasukan melalui jarum suntik.

B.     Blok Epidural
      Anestesi lokal diinjeksi kedalam ruang epidural. Kateter kecil dipasang sehingga top-up (dosis bolus) anestesi lokal dapat diberikan setelah dosis sebelumnya habis, atau infus continue dapat diberikan menggunakan driver spuit. Analgesia dan anesthesia yang diberikan biasanya bersifat total. Pemberian analgesia epidural meningkatkan resiko terjadinya persalinan lama dan persalinan dengan bantuan alat, terutama bila epidural diberika sebelum pembukaan mencapai 4 cm. Gambaran denyut jantung janin kurang bervariasi seringkali diberikan pengawasan yang continue.




C.    Anastesia Spinal
      Sedikit anatesia local diinjeksi kedalam subraknoid, dibawah L1, tepat ujung saraf spinal. Analgesia dan anastesia biasanya total, seksio sesaria biasanya dialkukan dibawah anastesi spinal.

D.    Combined Spinal Epidural (CSE)
      Anestetic local dan analgesic opiate diinjeksi ke daerah subraknoid. Kemudian sebuah kateter dimasukkan kedalam ruang epidural sehingga anelgesia berikutnya dapat diberikan baik secara bolus maupu secara infus continue. Keuntungan dari teknik ini adalah bahwa analgesia lah yang berhasil dicapai, bahkan anestesia
CSE harus dievaluasi sepenuhnya. Peran bidan sama dengan saat CSE sedang dipasang atau analgesia berikutnya sedang diberikan, tetapi asuhan continue yang diberikan berbeda dengan asuhan yang diberikan pada ibu yang mendapat epidural standar.
E.     Indikasi Blok Epidural
·      Pereda nyeri atas permintaan ibu
Bermanfaat saat terdapat kecenderungan persalinan dengan bantuan alat :
a.       Malposisi
b.      Malpresentasi
c.       Kehamilan kembar
d.      Persalinan lama
·       Hipertensi
Persalinan praterm

F.       Kontraindikasi
Ada beberapa kontraindikasi untuk analgesia epidural/ spinal :
a.       Semua jenis malfungsi pembekuan darah
b.      Beberapa gangguan neurologis
c.       Deformitas spinal
d.      Sepsis local




G.    Cara Pembiusan
      Pembiusan dilakukan oleh seorang ahli anestesi setelah klien mulai merasakan terjadinya kontraksi. Sebelumnya, klien akan disuntik melalui vena (intravena) dengan larutan khusus sebanyak 1-2 liter untuk membantu keseimbangan cairan dalam tubuh. Pemberian larutan ini akan terus berlangsung hingga proses persalinan selesai. Selanjutnya, klien disuruh untuk berbaring miring sambil menekuk\ melengkungkan tubuh sedemikian rupa, sehingga ruas-ruas tulang belakang klien terbuka lebar. Caranya, pertemukan dagu dengan dada, serta dengkul klien dengan perut. Kemudian, obat bius akan dimasukkan menggunakan jarum suntik melalui suatu celah pada ruas tulang belakang untuk mencapai bagian yang disebut epidural. Bagian ini ada pada jalur sistem saraf pusat tulang belakang. Epidiral terasa seperti es cair yang menimbulkan mati rasa pada perut klien, bawah dan kaki, dan mematikan saraf-saraf yang membawa sinyal rasa sakit dari rahim klien.

H.    Prosedur Pemasangan Blok Epideral Tradisional
      Teknik ini dimodifikasi bila diberikan sebagai CSE atau bila pemberiannya menggunakan infus continue.
1.      Dapat persetujuan tindakan dari ibu
2.      Anjurkan ibu untuk berkemih
3.      Panggil dokter anetesi
4.      Siapkan alat
-          Perlengkapan untuk intravena
-          Monitor CTG
-          Troli balutan
-          Skort dan sarung tangan steril
-          Paket balutan steril, dengan duk dan kasa
-          Losion antiseptic, biasanya klorheksidin dalam alcohol isopropyl 70%
-          Paket epidural, biasanya beisi jarum touby, spuit, selang katetr dan filter
-          Obat anastesi local untuk kulit dan epidural, seperti lignokain dan bupivaksin
-          Spiut dan jarum steril
-          Plester
-          Balutan plasic untuk kulit
5.      Pasang infus intravena, berikan cairan dosis pembeban untuk mencegah hipotnsi (sesuai permintaan dokter anestesi)
6.      Posisikan ibu, untuk melengkungkan spina sehingga akses diantara vertebra dapat diperoleh :
-          Miring ke kiri dengan lutut ditekuk dan dagu ke dada, tetapi punggung ibu sangat dekat dengan tepi tempat tidur
-          Bisa juga duduk ditepi tempat tidur dengan kedua kaki ditopang kursi, lengan bersandar diatas meja temoat tidur
7.      Bantu dokter anestesi memakai sarung tangan dan skort dan membuat daerah aseptic yang benar: tuangkan lotion, buka jarum dan spuit, pegang ampulanastetik local untuk diisap isinya, dll
8.      Anjurkan ibu untuk tetap diam dengan posisinya pada saat epidural dipasang oleh dokter anestesi. Selama aktivitas berlangsung dibagian punggung ibu, berikut ini adalah dukungan dan bantuan yang diperlukan:
-          Punggung ibu dibersihkan, duk dibentangkan ditempatnya dan anastetic lokal diinsersikan kedalam kulit
-          Jarum touby diinsersikan pada saat ibu bebas kontraksi dan sangat tenang
-          Digunakan spuit epidural (menginjeksikan udara untuk mengkaji adanya tahanan) untuk memastikan bahwa jarum touby berada ditempat yang benar
-          Kateter dimasukkan ketempat tersebut dan jarum touby dicabut.
9.      Semprotkan kulit plastic disekitar daerah tusukan dan fiksasi katetr dengan plester, bila naestetic telah siap, fiksasi filter di tempat yang mudah dijangkau. Sering kali dibahu ibu
10.  Berikan sedikit dosis uji: dosis pertama diberikan jika dokter anestesi merasa yakin bahwa kateter sudah diinsersikan dengan benar
11.  Bantu ibu ke posisi yang sesuai dengan permintaan dokter anestesi selama 20 menit pertama setelah pemberian (sering kali semi rekumber)
12.  Kaji dan catat tekanan darah dan nadi setiap 5 menit selama 20 menit berikutnya
13.  Observasi kondisi ibu termasuk tingkat nyeri, kehangatan, keamanan, infus intravena, warna dan tanda-tanda mual
14.  Panggil dokter anestesi bila ada tanda dan gejala yang membutuhkan perhatian (hipotensi dapat diatasi dengan peningkatan kecepatantetesan infus, tetapi dokter anestesi tetap harus dipanggil)
15.  Bereskan alat dengan benar
16.  Pantau kondisi janin, catat epidural pada gambaran CTG
17.  Bila dalam 20 menit semua hasil observasi kondisi ibu dalam keadaan normal dan tingkat analgesia telah tercapai, posisikan kembali ibu sesuai keinginannya
18.  Lanjutkan perawatan persalinan, termasuk perawatan kandung kemih dan tungkai kebas, dan buat catatan yang benar
19.  Setelah 2-8 jam lakukan observasi adanya tanda-tanda kekambuhan, berikan top-up sebelum ibu merasa tidak nyaman

I.       Top-up Epidural
      Top-up epidural diberikan jika pemberian anestesi tidak continue baik dalam bentuk epidural standar maupun CSE. Bidan yang telah dilatih khusus dan berada dibawah pengawasan, dapat memberikan top-up sesuai dengan kebijakan setempat. Dokter anestesi menetapkan dosis anestetik local (konsentrasi dan jumlah), frekuensi, dan posisi ibu. Memberikan dosis dua kali setengah dengan jarak 5 menit dapat dilakukan untuk berjaga-jaga seaindainya kateter bergerak ke cairan cerebrospinal. Meskipun demikian instruksi pemberian yang continue dan lambat juga harus ditulis dalam bentuk resep tertulis

J.      Cara Kerja Epidural Pada Tubuh
      Ketika pemberian bius, tentu saja klien akan merasakan sakit yang agak menggigit saat jarum suntik menmbus celah ruas tulang belakang. Bahkan ada orang yang mengalami sedikit pembengkakan pada bekas suntikan, sampai beberapa hari setelah proses persalinan selesai. Bagi klien yang operasi caesar, seringkali timbul rasa seperti ada yang mengganjal ditulang belakang sampai beberapa minggu setelah persalinan. Rasa sakit ini akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Klien harus tetap berbaring ditempat tidur sampai saat persalinan tiba. Tapi, selama menunggu, klien diperbolehkan untuk berbaring menyamping dengan kepala lebih tinggi sekitar 30 derajat dari tubuh.
      Umumnya 3-5 menit setelah obat disuntikan, sistem saraf dari bagian rahim hingga jalan lahir akan mati rasa (kebas). Setelah lewat 10 menit, biasanya klien sudah akan benar-benar mati rasa pada daerah tersebut, atau hingga seluruh tubuh bagian bawah. Hal ini tidak mempengaruhi kemampuan klien dalam mengejan, klien tetap dapat mengejan dengan dibimbing dokter dan perawat yang membantu persalinan. Obat bius tidak menghambat proses persalinan, hanya saja klien tidak merasakan nyeri luar biasa saat berkontraksi semakin keras. Dimenit-menit terakhir sebelum bayi lahir. Namun, bagi klien yang kehilangan kemampuan untuk mengejan, dokter akan membantu menggunakan forcep atau alat vakum. Sekalipun tindakan tersebut sebenarnya menambah besarnya resiko bagi bayi.

K.    Prosedur Pelepasan Kanula Epidural
·           Kanula dicabut setelah epidural tidak lagi diperlukan, biasanya setelah persalinan selesai
·           Dapatkan persetujuan tindakan dari ibu dan tetap menjaga privasi
·           Cuci tangan, pasang handscoon steril,
·           Buka plester dan minta ibu untuk membungkukan punggungnya (sama dengan posisi pada saat insersi epidural), tarik keluar kateter tersebut dengan hati-hati, tetapi cepat
·           Pasang kulit plastic dan balutan tahan air streril
·           Periksa kateter dengan kelengkapannya dengan mengkaji gradasi dan keadaan sekeliling ujung kateter, untuk meyakinkan kondisinya, periksa ulang oleh orang kedua
·           Dokumentasikan pencabutan kanula dan lakukan tindakan yang sesuai

L.     Efek Samping Epidural
1.      Hipotensi (lebih menurun dengan CSE),mual, pingsan
2.      Dural tap, bila jarum tidak sengaja menusuk dura meter, mengakibatkan menurunya tekanan intracranial yang berpotensi menimbulkan sakit kepala besar selama beberapa hari berikutnya
3.      Anastesi spinal total, terlalu banyak memberikan injeksi anestesi local ke dalam ruang syubarknoid dapat menyebabkan henti nafas
4.      Blok persial (nyeri membandel) yaitu saat kondisi masih tetap dirasakan di salah satu area abdomen
5.      Toksisitas obat :
a.       Gelisah
b.      Pusing
c.       Tinnitus
d.      Rasalogam
e.       Mengantuk
6.      Perubahan suhu, ibu biasanya mengalami efek vasodilatasi dari bupivakin yang menyebabkan kaki terasa hangat, suhu tubuh meningkat tetapi tubuh menggigil
7.      Retensi urine

M.   Peran Dan Tanggung Jawab Bidan
Peran dan tanggung jawab bidan adalah
1.      Memberi penyuluhan dan melakukan persiapan pada ibu, termasuk mendapatkan persetujuan tindakan dari ibu
2.      Mengkaji perkembangan yang dialami ibu, misalnya perkembangan persalinan
3.      Menetapkan beban kerja bidan agar ibu dapat dirawat secara ideal satu bidan satu pasien setelah insersi
4.      Memposisikan ibu dengan benar dan memberikan dukungan pada ibu selama pemasangan epidural
5.      Membantu dokter anestesi seama persiapan dan pemasangan
6.      Memberikan asuhan yang continue dan mengobservasi ibu dan janin
7.      Mengetahui berbagai penyimpangan dari normal, berespons dan menghubungi dokter anestesi
8.      Melatih dan kometen untuk melakukan top-up atau perawatan continue
9.      Melepaskan kateter epidural dengan benar
10.  Melakukan pencatatan dengan benar

Kesimpulan
      Epidural dapat menjadi jenis analgesia yang paling efektif karena dapat menghilangkan rasa nyeri saat persalinan. Epidural tidak boleh digunakan sebagai tindakan rutin dalam proses persalianan karena dapat menimbulkan berbagai efek samping yang negatif.








REFERENSI

May A. 1994. Epidural for chilbirth. Oxford Univercity Press: oxford



Tidak ada komentar:

Posting Komentar