PENGENALAN
ALAT BELAH MINOR
Pada saat melakukan pembedahan diperlukan berbagai
macam peralatan penunjang. Alat-alat tersebut perlu disiapkan sebelum melakukan
pembedahan. Sebelum kita melakakukan pembedahan kita harus memiliki pengetahuan
mengenai alat dan baha penunjang dalam pembedahan kita tidak salah dalam
penggunaan alat tersebut, karena setiap alat memiliki fungsi tertentu. Instrumen
bedah minor terdiri atas peralatan sebagai berikut.
1. Nald
Veoderl Needle Holderl Nald Heacting
Nald
veoder berfungsi untuk memegang jarum jahit (nald heacting) dan sebagai penyimpul
benang. Jenis yang digunakan bervariasi, yaitu tipe Crille Wood (bentuk seperti klem) dan tipe Matchew Kusen (bentuk segitiga)
2.
Gunting
Gunting yang digunakan pada
pembedahan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu gunting diseksi, gunting benang,
dan gunting perban atau pembalut.
a. Gunting
Diseksi (disecting scissor)
Gunting
diseksi adalah gunting yang berfungsi untuk membuka jaringan, membebaskan tumor
kecil dari jaringan sekitarnya, eksplorasi, dan merapikan luka. Gunting ini ada
dua jenis, yaitu gunting yang berbentuk lurus, dan gunting yang berbentuk
bengkok. Kedua gunting ini biasanya memiliki unung yang runcing. Dua tipe
gunting diseksi yang sering digunakan adalah tipe mayo dan tipe metzembaum.
Gunting mayo berukuran besar dan dirancang untuk memotong struktur yang liat,
misalnya fasia dan tendon. Gunting metzembaum berukuran lebih kecil dari
gunting mayo dan digunakan untuk mendiseksi atau memotong jarigan.
Gunting diseksi
b. Gunting
Benang
Gunting
benang adalah gutning yang digunakan untuk memotong benang operasi dan
merapikan luka. Gunting ada dua jenis, yaitu gunting yang berbentuk lurus dan
bengkok.
c. Gunting
Perban atau Pembalut
Gunting
perban atau pembalut adalah gunting yang berfungsi untuk menggunting pembalut
dan plester.
3.
Pisau
Bedah (Skalpel)
Pisau bedah merupakan pisau yang
berfungsi untuk menyayat berbagai organ atau bagian tubuh. Pisau bedah terdiri
atas dua bagian, yaitu gagang dan mata pisau. Pada pisau bedah model lama, mata
pisau dan gagang pisau bersatu sehingga jika mata pisau tumpul, mata pisau
harus diasa kembali. Pada model baru, mata pisau dapat diganti. Biasanya mata pisau
hanya unutk sekali pakai. Penggunaan mata pisau disesuaikan dengan bagian tubuh
yang akan disayat.
Terdapat dua nomot gagang pisau
yang sering dipakai, yaitu gagang nomor 4 (untuk mata pisau besar) dan gagang
nomor 3 (untuk mata pisau kecil).
4. Klem
(Clamp)
Klem yang digunakan untuk
pembedahan terdiri atas beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
a. Klem
Hemostat
Klem
hemostat memiliki berbagai nama, tetapi ia cukup disebut hemostat, stat, atau
snap. Klem ini memiliki gigi yang halus agar dapat menjepit dengan cermat.
Umumnya ia memiliki bilah yang berbentuk melengkung atau lurus dengan panjang
keseluruhan 5 atau 6 inchi. Klem hemostat berfungsi untuk menghentikan
perdarahan.
b. Klem
Kocher
Klem
kocher terdiri atas dua jenis, yaitu klem yang lurus dan klem yang bengkok.
Sifat khasnya adalah mempunyai gigi pada ujungnya (mirip gigi pada pinset
sirugis). Klem ini berfungsi untuk memegang serta menarik jaringan yang kuat,
seperti fasia atau benda asing.
c. Klem
Allis
Klem
allis mempunyai bilah yang lentur dengan gigi halus di ujungnya sehingga
kekuatan genggamanya terbatas. Klem ini berfungsi untuk memegang fasia dan
jaringan yang akan dibiopsi.
d. Klem
Bebcock
Klem
bebcock merupakan klem yang berfungsi untuk menjepit dock atau kain operasi.
Klem jenis ini bergerigi halus.
5. Retraktor
(Wound Hook)
Retraktor adalah alat yang
digunakan untuk menguakkan luka.
Retraktor terdiri atas berbagai macam jenis, contohnya retraktor langenbeck, US Army Double Ended Retraktor, dan
retraktor volkman.
6. Pinset
Pinset terdiri atas berbagai macam
jenis, contohnya adalah pinset serugis, pinset anatomi, dan pinset splinter.
a. Pinset
Serugis
Pinset
serugis berfungsi untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahit luka,
serta memberikan tanda pada kulit sebelum memulai insisi.
b. Pinset
Anatomis
Pinset
anatomis berfungsi untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka serta untuk
menjepit jaringan yang tipis dan lunak.
c. Pinset
Splinter
Pinset
splinter berfungsi untuk mengadaptasi tepi-tepi luka (mecegah over-lapiping)
7. Dischamps Aneurysm Needle
Dischamps aneurysm needle berfungsi
untuk mengikat pembuluh darah besar.
8. Wound currette
Wound currette befungsi untuk
mengeruk luka kotor dan mengeruk ulkus kronis.
9. Sonde
(Probe)
Sonde berfungsi sebagai penuntun
pisau saat melakukan eksplorasi dan berfungsi juga untuk mengetahui kedalaman
luka.
sonde (probe)
10. Korentang
Korentang berfungsi untuk mengambil
instrumen steril, mengambil kasa, jas operasi, duk, dan laken steril.
11. Jarum
Jahit
Jerum jahit berfungsi untuk
menjahit luka pada kulit dan menjahit organ yang rusak lainnya. Jarum jahit
berpenampang segitiga digunakan untuk menjahit kulit agar lebih mudah mengiris
kulit (scharpe nald). Sementara itu,
jarum berpenampang bulat (rounde nald)
digunakan untuk menjahit otot.
12. Benang
Operasi
Pada dasarnya terdapat dua jenis
benang operasi, yaitu benang yang dapat diserap dan benang yang tidak dapat
diserap.
a. Benang
yang dapat diserap
Contoh
benang yang dapat diserap adalah pain
gut, cromic catgut, asam poliglikolat (Dexon), poliglaktin (Vicryl), dan
polidioksanon. Plain gut dan cromic catgut terbuat dari usus sehingga kaku, sulit diikat,
menyebabkan reaksi jaringan yang hebat. Akibatnya, benang jenis ini mulai
ditinggalkan.
Asam
poliglikolat (Dexon), poliglaktin (Vicryl) terbuat dari bahan sintesis yang
dapat diserap, tetapi sangat sedikit menimbulkan reaksi inflamasi. Kedua benang
ini terutama digunakan untuk meligasi pembuluh darah, menautkan fasia, serta
menjahit kulit dengan cara subkutikular. Polidioksanon (PSD) merupakan benang
sintesis monofilamen. Benang ini sangat baik untuk menjahit luka yang
terinfeksi serta luka yang terkontaminasi.
b. Benang
yang tidak dapat diserap
Contoh
benang yang tidak dapat diserap:
1) Benang
sutra
Benang
sutra adalah benang alami multifilamen. Walaupun dikelompokkan sebagai benang
yang tidak dapat diserap, sebenarnya benang ini dapat diserap secara perlahan
(sampai dua tahun). Benang sutra sangat kuat, fleksibel, dan simpulnya tidak
mudah terurai, tetapi reaksi inflamasi yang ditimbulkannya cukup hebat. Benang
ini terutama digunakan untuk meligasi pembuluh, menjahit luka, serta
anastomosis usus.
2) Benang
monofilamen poliamida atau nilon (contohnya ethilon)
Ethilon
merupakan benang yang cukup kuat dan dapat berjalan menembus jaringan dengan
mulus. Umumnya benang ini digunakan untuk menjahit kulit, menyambung tendon,
dan menutup luka laparotomi.
3) Benang
polipropilen (prolene)
Prolene
merupakan benang yang bersifat fleksibel dan sangat sedikit menimbulkan reaksi
inflamasi. Umumnya plolene digunakan untuk operasi plastik dan operasi
vaskular.
4) Nurolon
Nurolon
merupakan poliamida yang dipintal dan dicelup dalam warna hitam serta diberi
lapisan penutup dibagian luarnya. Benang ini lebih halus dan lebih kuat
daripada benang sutra. Selain itu, benang ini lebih sedikit menimbulkan reaksi
jaringan daripada benang sutra.
5) Ethiflex
dan Ethibond
Ethiflex
merupakan poliester yang dipintal yang tidak diberi lapisan Telfon. Kedua
benang ini bersifat fleksibel da kuat serta sering digunakan untuk menjahati
lapisan-lapisan luka dan pembuluh darah.
6) Linen
(katun)
Linen
atau katun merupakan benang yang dibuat dari serat kapas alam dengan jalan
pemintalan. Benang ini bersifat lembut, cukup kuat, mudah disimpul, berwarna
putih, dan reaksi tubuh yang ditimbulkannya minimum. Benang linen digunakan
untuk menjahit usus dan kulit, terutama kulit wajah.
7) Benang
baja
Benang
baja merupakan benang logam yang terbuat dari baja tahan karat. Benang ini
bersifat sangat kuat, tidak korosif, mudah disampul, warna putih melatik, dan
reaksi terhadap tubuh minimum. Benang ini umumnya digunakan untuk menjahit
tendon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar