MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
“HIPEREMESIS GRAVIDARUM”
Diajukan untuk memenuhi salah satu mata
kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan yang diampuh oleh : Dewi Setyaningsih
Disusun Oleh :
Kelas B13.1
Kelompok 3
Gebriani Rizka 16140075 Selvira Indriyanti 16140027 Jesika Wahyu Febrianti 16140010 Riska Tri Nopianti 16140042
Fitriana Sindi 16140012 Maria Mincelina kewa 16140050
Siziz nahdiatus
Solikhah 16140044 Astri Dian Febriana 16140031
Ni Luh Eka
Febriyanti 16140052 Junita
Dewi Sartika U 16140021
Trias Adi
Puspitasari 16140041 Marselina Nunu 16140056
PRODI DIV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. Adapun makalah ini
mengenai Hiperemesis Gravidarum
Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor
keterbatasan pengetahuan dari penyusun, maka kami dengan senang hati menerima
kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Dan
harapan kami sebagai penyusun adalah semoga hasil dari penyusunan makalah ini
dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswi DIV Bidan
Pendidik Universitas Respati Yogyakarta
Akhir kata, melalui kesempatan ini kami,penyusun
makalah mengucapkan banyak
terima kasih.
Yogyakarta, 24 Februari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar ........................................................................................................................ 1
Daftar isi................................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar belakang ...................................................................................................................3
B.
Tujuan penulisan ...............................................................................................................3
C.
Manfaat penulisan
.............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian hiperemesis gravidarum
..................................................................................5
B.
Etiologi hiperemesis gravidarum
......................................................................................5
C.
Patofisiologi hiperemesis gravidarum
...............................................................................6
D.
Diagnosis hiperemesis gravidarum
...................................................................................6
E.
Jenis hiperemesis gravidarum
...........................................................................................6
F.
Pencegahan hiperemesis gravidarum
................................................................................8
G.
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum .........................................................................8
H.
Prognosis hiperemesis gravidarum
....................................................................................9
I.
Komplikasi hiperemesis gravidarum .................................................................................9
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
.......................................................................................................................10
B.
Saran
.................................................................................................................................10
DAFTAR
PUSTAKA
............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah
(emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada
kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih
10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60%
multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi
lebih berat. Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh
Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat
atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan
dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.
Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.
(Prawirohardjo, 2002)
B. Tujuan Penulisan
Tujuan umum :
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang hiperemesis gravidarum yaitu
mual muntah yang berlebihan sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.
Tujuan khusus :
1.
Untuk mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum
2.
Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3.
Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4.
Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
5.
Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum
6.
Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum
7.
Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis
gravidarum
8.
Untuk mengetahui prognosis hiperemesis gravidarum
9.
Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum
C. Manfaat Penulisan
1.
Mahasiswa
Diharapkan mahasisiwi kebidanan
untuk mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat
melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum.
2.
Masyarakat
Diharapkan masyarakat mengerti
dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga menambah wawasan.
3.
Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan
mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan
pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
keadaan umumnya menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi (Mochtar,1998)
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita
mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan
dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009). Hiperemesis gravidarum adalah mual –
muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan
bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)
B. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
pasti
Beberapa faktor predisposisi yang ditemukan :
1. Sering
terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal ini menimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik
gonadotropin dibentuk berlebihan
2. Faktor
organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap
perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik karena sebagai
salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak
3. Faktor
psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya
dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti,takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu,
dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah. Tidak
jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi
frekwensi muntah klien
C. Patofisologi
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi
lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis. Kekurangan cairan yang diminum dan
kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan
ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian
pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik
yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi
lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak
hati
D. Diagnosa
1.
Anamnesa : Amenore, tanda kehamilan muda,muntah terus
menerus
2.
Pemeriksaan fisik : KU = lemah
a.
Kesadaran= apatis sampai koma
b.
Nadi >100 x/menit
c.
Tekanan darah menurun
d.
Suhu meningkat
3.
Pemeriksaan penunjang : Kadar Na dan Cl turun
E. Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala
dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
1.
Tingkat I
a.
Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
1)
Dehidrasi: turgor kulit menurun
2)
Nafsu makan berkurang
3)
Berat badan turun
4)
Mata cekung dan lidah kering
b.
Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan
terjadi regurgitasi ke esofagus
c.
Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d.
Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e.
Tampak lemah dan lemas
2.
Tingkat II
a.
Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1)
Turgor kulit makin turun
2)
Lidah kering dan kotor
3)
Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b.
Kardiovaskuler
1)
Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2)
Nadi kecil karena volume darah turun
3)
Suhu badan meningkat
4)
Tekanan darah turun
c.
Liver : Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan
ikterus
d.
Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang
menyebabkan :
1)
Oliguria
2)
Anuria
3)
Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium
dalam hawa pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur
esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.
3.
Tingkat III
a.
Keadaan umum lebih parah
b.
Muntah berhenti
c.
Sindrom mallory weiss
d.
Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai
somnollen atau koma
e.
Terdapat ensefalopati werniche :
1)
Nistagmus
2)
Diplopia
3)
Gangguan mental
f.
Kardiovaskuler : Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan
temperatur meningkat
g.
Gastrointestinal
1)
Ikterus semakin berat
2)
Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau
yang makin tajam
h.
Ginjal : Oliguria semakin parah dan menjadi anuria
F. Pencegahan
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak
menjadi hiperemesis adalah :
1.
Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses
fisiologi
2.
Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
3.
Hindari makanan berminyak dan berbau
4.
Defekasi teratur
G. Penatalaksanaan
1. Obat-obatan
Sedativa
yang sering digunakan adalah Luminal. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6
Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepertiAvopreg,Avomin. Anti
histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin. Antasida
2. Isolasi
Penderita disendirikan
dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik..
Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan.
3. Terapi
psikologik
Perlu
diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah
dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan
parenteral
Berikan
cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila
perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan
vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara
intra vena.
5. Penghentian
kehamilan
Pada
sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi
dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ
vital.
6. Diet
a.
Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat
III.
Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b.
Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan
muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman
tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi
kecuali vitamin A dan D.
c.
Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan
hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
H. Prognosis
Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat
memuaskan. Namun, pada tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan
janin.
I.
Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum
alntara lain:
a.
Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari
kekurangan gizi, alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan
elektrokardiografik, tetani, dan gagguan psikologis.
b.
Komplikasi yang mengancam kehidupan
c.
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang
berat, encephalophaty wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal
haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan
pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah ini dapat ditarik kesimpulan:
1.
Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah
lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan
sehari-hari (Arief.B, 2009)
2.
Diagnosa
Amenore, tanda kehamilan muda,muntah terus menerun
3.
Pemeriksaan fisik :
a.
KU = lemah
b.
Kesadaran= apatis sampai koma
c.
Nadi >100 x/menit
d.
Tekanan darah menurun
e.
Suhu meningkat
4.
Pemeriksaan penunjang : Kadar Na dan Cl turun
5.
Penatalaksanaan
Obat-obatan, Isolasi, Terapi psikologik, Cairan parenteral, Penghentian
kehamilan, Diet.
B. Saran
Diharapkan mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami tentang
hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan
pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Mansjoer,Arif dkk : Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta,2001
Ø Mochtar,Rustam:Sinopsis Obstetri.Jakarta,1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar